Sabtu, 25 Desember 2010

Feng Shui: Abstrak Tapi Ilmiah

Dewasa ini kata feng shui atau hong shui sudah terasa akrab di telinga masyarakat. Istilah ini sering ditemukan di media-media cetak dan elektronik, terlebih setelah rubrik konsultasi dan sejenisnya muncul secara periodik di berbagai media. Adanya sejumlah website di internet semakin menambah kepopuleran feng shui, apalagi setelah menjamurnya berbagai buku feng shui dan terbitnya media cetak khusus feng shui.

Sering kita mendengar tentang orang-orang yang berubah menjadi kaya raya dan sukses setelah rumahnya dibangun atau diaudit menurut kaidah feng shui. Tidak heran bila cerita-cerita fantastis tentang manfaat feng shui menyebabkan banyak seminar feng shui juga laris manis dihadiri berbagai kalangan awam, meskipun biaya seminar relatif tinggi.

Kehebatan feng shui ternyata bukan hanya mengusik kalangan etnis Tionghoa saja. Rumah Bill Gates, miliarder terkaya di dunia, konon dirancang menurut tata letak feng shui. Si Raja Komputer itu dipercaya mendapatkan keberuntungan dari formasi Lima Hantu Mengantar Keberuntungan, sebuah formula Feng Shui Air yang sangat ampuh dalam menciptakan kekayaan. Dulu formula yang menjadi andalan master-master feng shui Taiwan itu, sangat dirahasiakan keberadaannya.

Kita tidak dapat pula mengesampingkan Genting Highland di Malaysia. Objek wisata yang terkenal dengan kasinonya itu dikunjungi tidak kurang 12 juta wisatawan setiap tahunnya. Ada daya tarik tersendiri pada objek wisata itu.

Dalam bahasa Mandarin Genting Highland dikenal dengan istilah Yun Ding (Di Atas Awan). Dibangun oleh Datuk Tan Sri Lim Goh Tong pada 1965 dengan modal awal 2,5 juta ringgit, kini seluruh aset kekayaannya mencapai miliaran ringgit.

Pencapaian Genting Highland begitu hebat berkat kombinasi keberuntungan bumi (dalam hal ini feng shui) dengan keberuntungan langit dan keberuntungan manusia yang sangat baik. Terutama ketika para master feng shui mengubah “struktur yang mengancam” menjadi “struktur yang menguntungkan”. Genting Highland dirancang oleh 14 master feng shui yang didatangkan dari Taiwan dan Hongkong. Sampai kini Genting Highland dianggap sebagai struktur feng shui ciptaan terbaik di dunia.


Angin dan Air

Secara harfiah feng shui yang berasal dari bahasa Mandarin (seharusnya dibaca fung swei, tapi sering diindonesiakan menjadi fengsui) berarti angin (feng) dan air (shui). Dalam dialek Hokkian, feng shui disebut hong shui.

Feng shui yang juga dikenal dengan nama geomantika adalah seni atau pengetahuan tentang tata bangunan, termasuk pengaturan perabot di dalamnya. Agar dapat hidup harmonis maka orang harus memperhatikan lingkungan internal dan eksternalnya. Bila sudah terjadi keselarasan dan keseimbangan antara manusia dengan alam, maka diyakini kehidupan akan menjadi lebih baik, misalnya rezeki akan berlimpah, karir akan mapan, usaha akan berkembang, kesehatan akan prima, kebahagiaan akan meningkat, kesuksesan akan berlanjut, dan kehidupan akan harmonis.

Pemikiran feng shui berasal dari dua orang bijak masa Tiongkok kuno, yaitu Fu-hsi (3322 SM) dan Lao-tze (1122 SM). Konsepnya adalah adanya kekuatan gaib (qi atau chi) yang mengatur alam semesta, tubuh, nasib, dan pikiran seseorang. Qi terdiri atas dua unsur, yakni yin dan yang. Yin adalah bumi,bersifat gelap, pasif, dan betina, sementara yang adalah langit, bersifat terang, aktif, dan jantan. Yin dan yang selalu bertentangan dan terus berinteraksi menciptakan perubahan siklus. Meskipun begitu yin dan yang dapat disatukan dengan konsep Taoisme. Dari olahan inilah kemudian tercipta I-ching atau Buku Perubahan, yang menjadi acuan utama para master feng shui. I-ching yang dipercaya merupakan kitab tertua di dunia, selain menjadi dasar Feng Shui, juga menurunkan Qi Gong atau chikung (ilmu pernapasan), Akupunktur (ilmu pengobatan), dan Empat Pilar (ilmu peramalan nasib). Keempat ilmu berdiri sejajar dan saling mendukung.

Pada dasarnya feng shui memiliki dua aliran, yakni klasik atau otentik dan populer atau new age. Namun orang lebih mengakui kehebatan Feng Shui Klasik karena keandalannya telah teruji selama ribuan tahun dalam memakmurkan masyarakat penggunanya.

Sementara itu Feng Shui Populer yang baru dikembangkan dan diperkenalkan sekitar 1980 di AS, sering disebut Sekte Tibet. Ajarannya dikenal sebagai Teori Delapan Aspirasi yang bersumber pada versi Pakua yang disederhanakan. Intinya adalah setiap arah atau sektor rumah mewakili satu siklus hidup, seperti karir, ketenaran, kekayaan, perkawinan, pendidikan, dan kesehatan. Salah satu pengembangan dari Feng Shui Populer adalah bidang pengobatan terapi aroma (aromatherapy).

Aliran Feng Shui Klasik pun terbagi menjadi dua. Pertama, Feng Shui Tiga Kombinasi (San Ho) yang meliputi aspek gunung, air, bentuk tanah atau lingkungan alam, arah, naga air klasik, dan Ba Zhai (Delapan Rumah).

Kedua, Feng Shui Tiga Lingkaran (San Yuan) yang meliputi Bintang Bergerak, 64 Hexagram, Qi dari periode waktu, dimensi waktu, dan arah serta lokasi yang dipengaruhi oleh qi. Kesemuanya itu disederhanakan dalam Kotak Lo-shu dan Diagram Bagua (Pakua).

Kotak Lo-shu terdiri atas sembilan kotak kecil, masing-masing 3 baris vertikal dan 3 baris horisontal. Setiap kotak berisi angka 1 hingga 9. Sementara Diagram Pakua terdiri atas delapan arah mata angin. Perpaduan Kotak Lo-shu dan Diagram Pakua menghasilkan karakteristik alam, manusia, hubungan keluarga, arah kompas, elemen, warna, bentuk, dan bagian rumah sebagai patokan analisis feng shui.

Penerapan feng shui tergantung data kelahiran seluruh penghuni rumah, terutama kepala keluarga atau pencari nafkah utama. Jenis kelamin juga menentukan perhitungan angka kua. Kua adalah angka pribadi yang dimiliki setiap individu, berupa angka 1 hingga 9. Setiap bilangan memiliki arah bagus, arah buruk, dan penafsiran masing-masing.


Ilmiah

Banyak orang menganggap feng shui adalah pengetahuan yang berbau mistik atau takhayul. Tidak heran kalau banyak orang berpendapat demikian karena feng shui bersifat abstrak walaupun sering dipandang sebagai “kekuatan tak terlihat”.

Teori dasar feng shui adalah Pakua dan Lima Elemen (kayu, api, tanah, logam, air). Dalam feng shui dikenal dua jenis Pakua, yakni Pakua Langit Awal dan Pakua Langit Lanjutan. Pakua terdiri atas delapan buah trigram. Masing-masing trigram berupa tiga buah garis lurus dan/atau terputus.

Pada abad ke-17 seorang ahli matematika Jerman Gottfried Wilhelm von Leibniz (1646-1716) terinspirasi oleh perpaduan trigram-trigram yang ada pada Pakua. Dia kemudian menyempurnakan sistem penomoran binari sehingga menemukan kalkulus intergral dan diferensial yang merupakan teori dasar komputer modern. Dari sinilah orang yakin kalau feng shui sebenarnya telah dikaji secara ilmiah oleh pakar-pakar Tiongkok purba.

Tak cuma itu, pada Pakua Langit Awal digambarkan bahwa trigram Qian yang menyimbolkan aktivitas, kreativitas, dan pergerakan diletakkan pada posisi Selatan. Sementara trigram Kun yang menyimbolkan penerimaan dan diam diletakkan pada posisi Utara. Ternyata dalam Ilmu Fisika Modern bidang magnetik bumi bergerak dari sisi Selatan menuju sisi Utara, persis seperti gambaran Pakua Langit Awal itu. Maka orang semakin yakin bahwa pendalaman feng shui telah melalui proses yang amat teliti.

Teori Lima Elemen juga sesuai dengan Ilmu Fisika Modern. Siklus produktif, siklus destruktif, dan siklus pelemahan pada Teori Lima Elemen ternyata cocok dengan teori kekekalan massa dan teori kekekalan energi.

Masih pada dunia sains modern, dr. Ernst Hartmann dari Jerman berhasil melihat jaringan energi di permukaan bumi. Garis-garis energi itu persis sama dengan garis meridian di tubuh manusia dalam teknik pengobatan akupunktur. Ternyata, menurut hasil penelitian selanjutnya, jika sebuah simpul energi bangunan terganggu maka akan segera mempengaruhi tubuh manusia. Banyak temuan dalam ilmu psikologi lingkungan pun sejalan dengan prediksi yang dilakukan ilmu feng shui.

Banyak orang menyangka cara perhitungan waktu dalam ilmu feng shui hanya berdasarkan kalender lunar atau kalender Imlek, misalnya berhubungan dengan shio (lambang zodiak hewan). Sebenarnya feng shui juga menggunakan kalender solar yang mengungkapkan bahwa secara periodik terjadi pergantian periode setiap 20 tahun. Saat ini kita berada dalam periode feng shui ke-8, yakni mulai 2004 hingga 2023 nanti. Setelah diobservasi ternyata Planet Yupiter dan Saturnus akan berada pada posisi satu garis lurus setiap 20 tahun.

Jelas, keilmiahan feng shui sudah terbukti. Sekarang tinggal bagaimana kita memandangnya secara positif.


Abad XVII

Beberapa tahun belakangan ini penerapan feng shui sudah menjadi trend bagi banyak kalangan di Indonesia. Bilamana feng shui mulai dikenal di Indonesia, belum diketahui pasti. Denys Lombard dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya, mengatakan paling tidak teknik-teknik feng shui sudah diperkenalkan di Jawa sejak abad XVII. Penerapan feng shui yang baik pada masa itu telah menyebabkan tumbuhnya kota secara teratur. Melalui China Town atau pecinan, bangsa Barat membangun berbagai fasilitas di sana. Rumah dan toko di pecinan dibangun dengan pola bujur sangkar dilengkapi jalur pemisah untuk melindungi barang dagangan dari kebakaran. Pola demikian sejalan dengan logika feng shui.

Perwira Jerman Caspar Schmalkalden yang bekerja untuk VOC pada 1646-1648 meninggalkan sebuah catatan yang sangat rinci tentang kompas feng shui (disebut luopan) yang sempat diamatinya di Batavia. Beberapa kota di pesisir juga ditata berdasarkan bentuk “kotak-kotak” sejak akhir abad XVII. Bentuk “kotak-kotak” dikenal “amat keramat” dalam feng shui. Sampai kini itulah informasi tentang feng shui di Indonesia yang dianggap tertua. (dari berbagai sumber/DJULIANTO SUSANTIO, Pemerhati Feng Shui)